Barat bahkan satu putaran dunia
kini sedang berpesta perang. Tujuan helatnya bukan untuk menajamkan pedang lagi
memuncratkan darah korban. Tidak demikian dan serupanya. Karena kali ini perang
sudah berganti seragam. Ya, dahulu berlindung jajahan, kini berlindung hiburan.
Hal semacam juga terjadi pada
Tim, salah seorang yang ikut andil dalam pesta. Undangan keiikutsertaan ia terima
saat jarum waktu dahulu dan kini bertabrakan; melebur menjadi ajakan. Sungguh
ia ingin menolak. Sebab Tim tidak ingin berjumpa lagi dengan tangisan. Namun
berkat rayuan hiburan, nalurinya mengajak nafsunya untuk berbuat. Tim pun
mengiyakan.
Tak seperti tahun-tahun sebelumnya
yang berharap kuasa euro, tahun ini, Tim hanya ‘kan menghibur diri di pesta. Kali
datang ke pesta nanti—di Perancis—Tim sudi memasang muka ‘minta dihibur’. Tak lupa,
ia pun meneguhkan tujuannya: aku ingin terhibur!
Pesta akan terselenggara sampai
semua ‘tamu-tamu istimewa’ pulang ke kediaman dengan berbagai macam alasan;
terlalu banyak mabuk alkohol, kehilangan alat-alat perang, ribut dengan pacar,
hingga hal sepele macam lupa memakai celana dalam. Banyak alasanlah pokoknya.
Kini, mari seksama mendengarkan ocehan
Tim tentang tamu istimewa:
Aku adalah Tim. Aku tidak
istimewa, hanya sebatas angin kosong berasa saja di pesta nanti. Tapi
ketahuilah, pesta nanti bukan sembarang pesta, sebab ada tamu istimewa yang
akan jadi purnama dan mentari pesta. Mereka dari barat, jumlah ada dua puluh
empat, dan mereka semua hebat-hebat!
Mereka—tamu istimewa—punya pasukan
dengan segudang senjata dan pemikiran masing-masing. Mereka adalah baik. Sebab
itulah mereka diundang dan mengundang aku serta tamu murah lainnya. Mereka
adalah tidak baik. Sebab itulah pasukan perang diciptakan dan menciptakan tontonan
penghasil kekalahan serta kemenangan. Mereka adalah tamu istimewa.
Soal tempat pesta tidak besar juga
tidak kecil. Cukup untuk menampung jiwa dan raga kami. Lagipula, baik tamu
istimewa dan murah akan dibagi belah nantinya. Dari dua puluh empat ‘kan menjadi
enam tempat dengan masing-masing tempat berisi empat tamu istimewa serta murah.
Boleh jadi itulah solusi agar pesta tidak desak.
Di pesta empat tahun lalu, aku
berpihak pada salah satu tamu istimewa juga pasukannya. Menyakitkan, itu yang
aku rasakan saat berpihak dan tertimpa kekalahan. “Kuasa EURO tahun ini jatuh
pada pasukan dari negeri SPANYOL!” Ah, kepastian itulah yang buat aku berlinang
air mata—sakit rasanya, pihak pasukanku tidak memegang euro di tahun itu.
Pesta perang yang aku bicarkan
sedari tadi bukan hanya sekadar ria, apalagi menggila. Lebih dari itu. Euro,
itulah pelabuhan akhir pesta dan yang membuat semuanya sejadi istimewa. Semua—barat
hingga satu putaran dunia menginginkan euro. Namun, hanya tamu istimewalah yang
berkesempatan meraih euro. Tamu murah bahkan bukan tamu, hanya bisa merasakan
dari kejauhan—melalui teknologi bernama harapan.
Barang siapa tamu istimewa yang meraih euro,
mereka akan bertegak pada pucuk gunung tertinggi di dunia. Di atas sana, mereka
dapat melihat sangat luasnya sekitaran dengan tatapan puas dan syukur. Mereka—peraih euro—sudah jadi tamu istimewa lagi terbaik.
Sekian.
Tahun 2016 ini, pesta perang
kembali digelar. Tamu istemewa dan murah sudah memasuki tempat. Itu tanda agar kita
segera nikmati pesta secara seksama. Tiada peduli status. Tiada peduli pihak.
Tiada peduli kekalahan dan kemenangan. Pesta kali ini hanya soal ketidakpedulian
teruntuk puas hiburan, Tim pun demikian.
(Sumber foto: hdwallpapers.in)
3 komentar
Well, ngebahas euro dengan gaya tulisan pendekatan sastra, overall good.
Kayanya bakal sering ngupdate soal euro ya kedepannya ya?
Wah, pendekatan sastra? Mungkin, soal aku juga pengin belajar.
Tentang euro? Lihat nanti aja, deh.
TRADING ONLINE
BROKER AMAN TERPERCAYA
PENARIKAN PALING TERCEPAT
- Min Deposit 50K
- Bonus Deposit 10%** T&C Applied
- Bonus Referral 1% dari hasil profit tanpa turnover
Daftarkan diri Anda sekarang juga di www.hashtagoption.com
Terima kasih sudah mau mengunjungi blog ini. (@Anandamraneh)
EmoticonEmoticon